Minggu, 31 Oktober 2010

Daya Pikat Istanbul Sebagai Kota Wisata


Siapa yang tidak kenal dengan Istanbul, suatu kota di wilayah Turki yang tumbuh sejak 8000 tahun lalu banyak dikunjungi wisatawan asing. Alasan wisatawan asing terutama Inggris karena letak Turki dari Inggris tidak begitu jauh dari pada berkunjung ke Asia. Setiap sudut kota dieksploitasi oleh Pemerintahan setempat agar benar-benar menarik bagi wisatawan asing.

Ada sepuluh alasan yang menjadikan kota Istambul sulit dilupakan:
1. Dimensi politik yang kental, Istanbul itu Asia atau Eropa? Keduanya ada.
2. Tentunya seni dan arsitektur yang tumbuh sejak 8.000 tahun lalu tetap asli dan terperlihara.
3. Tempat tinggal yang luar biasa indah (Myklagar,kata orang Viking) karena ada diselat Bosphorus dan Golden Horn yang menghubungkan kebudayaan timur dan barat.
4. Bentang sosial yang hidup,dimana penduduk Istanbul menjadi warga yang mengerti semua isu.
5. Modernitas berpadu dengan peninggalan klasik yang tak tergantikan.
6. Tempat berkembangnya bakat dan kreativitas karena kota ini kerap dijadikan festival berbagai seni dari seantero dunia.
7. Kota terasah yang menjadikan industri tekstilnya berkembang, terutama karpet.
8. Kota perdagangan, ketika pengasah perak masih bekerja di Grand Bazaar, pasar keuangan terus bergulir seperti layaknya Manhattan di New York.
9. Kota spiritual, dimana masjid Sinagoga (tempat beribadah kaum Yahudi), dan Gereja dibangun diradius 100 meter.
10. Kota yang cair, dimana segala bahasa digunakan, mulai dari Anatolia, Balkan, hingga Crimea.

Nah sepuluh faktor penarik wisatawan itulah yang membuat kota ini didatangi oleh 30 juta wisatawan setiap tahun. Asosiasi Investor Pariwisata Turki (TYD) dengan bangga menyebutkan bahwa devisa yang diserap dari sektor wisata bisa mencapai 23 miliar dollar AS setahun.

Bagaimana Istanbul Memanfatkan kesepuluh Daya Pikatnya itu?

Mereka tarik sebanyak-banyaknya kegiatan seminar,konferensi forum internasional. Dalam satu minggu, bisa ada lima atau tujuh event internasional yang digelar internasional yang digelar Istambul. Ini yang membuat jumlah pencari kamar hotel jauh lebih banyak ketimbang kamar hotel yang tersedia.
Sulitnya mencari hotel membuat harga sewa kamar menjadi luar biasa tinggi. Bayangkan, kamar hotel dengan dua tempat tidur, namun tidak dilengkapi alat pemasak air panas, pemandangan dari jendela kamar adalah dinding bangunan sebelah, dan tidak ada air mineral gratis, disewakan dengan harga 200 euro atau Rp 2,8 juta semalam (dengan kurs Rp 14,000 per euro). Itu untuk hotel yang terletak dipusat kota, seperti kawasan Taksim square.

Sumber bacaan Kompas, Senin 1 November halaman 42,; Wisata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar